Bengkulu – Dalam rangkaian Rapat Kerja Daerah PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Bengkulu, Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit (Hisfarsi) Bengkulu menggelar seminar bertema “Peran dan Tanggung Jawab Profesi terhadap Medication Safety”, di Mercure Hotel, Bengkulu, Minggu (16/2).
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Senator apt. Destita Khairilisani S.Farm., M.S.M., Ketua PP IAI, Ketua PD IAI Bengkulu, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.
Senator Destita, dalam keterangannya, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi apoteker, menambah wawasan dan solusi terkait medication safety, terutama dalam konteks pelayanan kesehatan di Provinsi Bengkulu.
“Para apoteker perlu untuk terus meng-upgrade kompetensi, dan ini tentunya akan sangat berguna bagi masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan obat di rumah sakit,” ujarnya.
Apalagi terungkap fakta bahwa dari 27 rumah sakit, baik swasta maupun negeri di Bengkulu, tidak semuanya memiliki tenaga apoteker. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat peran apoteker sangat krusial dalam pelayanan kesehatan, terutama dalam hal pengelolaan obat.
“Contohnya, di Enggano, tidak ada apoteker yang bertugas. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi kita sebagai profesi dan juga bagi pemerintah,” jelas Senator Destita.
Selain itu, disampaikan pula bahwa analisis jabatan tenaga profesi apoteker di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu masih perlu didiskusikan lebih lanjut. Padahal, kehadiran apoteker di dinas kesehatan sangat penting, terutama dalam hal pengadaan obat.
“Ini menjadi PR besar bagi kita semua, karena selama ini pemerintah daerah dalam pengadaan obat-obatan belum memiliki analis apoteker yang faham betul dalam kefarmasian” tambahnya.
Tak hanya itu, poin penting yang dibahas dalam seminar ini adalah upaya untuk memperjuangkan adanya spesialisasi dalam profesi apoteker.
“Sama seperti dokter yang memiliki spesialisasi, seperti spesialis penyakit dalam atau kebidanan, kami juga berharap apoteker bisa memiliki spesialisasi,” ujar Senator Destita. Hal ini dinilai penting mengingat banyak apoteker yang telah memiliki kompetensi tinggi dan pengalaman puluhan tahun di bidangnya.
Ketua Panitia Seminar, Intan Yuliasari S.Farm., menjelaskan seminar ini mengusung tema “Peran dan Tanggung Jawab Profesi terhadap Medication Safety”, dengan tujuan memastikan pasien menggunakan obat secara aman dan efektif.
Acara ini diikuti oleh 297 tenaga kefarmasian, termasuk apoteker dan tenaga vokasi farmasi, yang dilakukan secara hybrid (luring dan daring). Ia juga menegaskan bahwa kegiatan semacam ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Bengkulu.
“Kami berharap banyak manfaat yang bisa diambil dari seminar ini untuk meningkatkan praktik apoteker yang bertanggung jawab dan mengedepankan keselamatan pasien,” ujar Intan.