Kota Bengkulu — Sejumlah warga di Kota Bengkulu mendesak pemerintah daerah, khususnya dinas terkait, agar bertindak lebih tegas dalam menata dan menertibkan pedagang yang tidak mematuhi aturan di kawasan pasar. Warga menilai, toleransi berlebihan justru memperkeruh situasi dan membuat para pedagang enggan direlokasi ke tempat yang telah disediakan.

“Jangan beri toleransi yang membuat masalah semakin rumit. Mereka jadi tidak patuh dan tidak mau direlokasi,” ujar Maya, salah satu warga yang aktif menyuarakan aspirasi masyarakat.

Menurut Maya, ketidaktertiban yang selama ini terjadi tak lepas dari lemahnya pengawasan dan minimnya ketegasan dari pihak berwenang. Ia bahkan mencurigai adanya oknum yang “bermain” dalam proses penataan, baik dari kalangan pedagang maupun petugas di lapangan.

Maya juga menegaskan pentingnya komitmen dalam menegakkan aturan. “Harus ada tindakan tegas terhadap pedagang dan petugas yang melanggar komitmen yang sudah disepakati bersama Pemkot,” tegasnya.

Ia menyoroti pula pentingnya perlindungan bagi pedagang yang berjualan di lokasi yang sesuai aturan, serta perlunya izin yang jelas bagi setiap lapak yang digunakan. “Data pedagang juga harus diperjelas, dan pembagian jumlah pedagang harus proporsional dengan jumlah lapak yang tersedia. Jangan sampai menumpuk di satu area, apalagi sampai menggunakan badan jalan,” lanjut Maya.

Ketidakteraturan yang dibiarkan, katanya, hanya akan membuat pasar terlihat semrawut dan kumuh. Padahal, jika penataan dilakukan secara adil dan merata, seluruh area pasar bisa tumbuh secara seimbang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

“Sudah saatnya Bengkulu berbenah, apalagi menjelang tahun 2025. Pasar harus dibuat rapi, bersih, dan kondusif. Itu yang diharapkan masyarakat,” tambahnya.

Maya menegaskan bahwa penataan pasar yang berhasil akan menjadi cerminan ketegasan dan keberhasilan pemimpin daerah dalam membangun citra Kota Bengkulu yang lebih baik di mata masyarakat dan pengunjung luar daerah.