Bengkulu – Anggota DPD RI Dapil Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., M.S.M., mengadakan pertemuan dengan masyarakat di Sekretariat Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Bengkulu, Sabtu (8/2). Acara ini bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat, khususnya di bidang pertanian, serta mendiskusikan program ketahanan pangan yang selaras dengan kebijakan pemerintah pusat.
Dalam pertemuan tersebut, Senator Destita menyoroti pentingnya kemandirian benih sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional. Ia menyampaikan bahwa sebelum dirinya terpilih sebagai anggota DPD RI, upaya untuk meningkatkan produksi benih lokal sudah mulai berjalan. Destita menekankan bahwa pemerintah kini mengharapkan setiap provinsi mampu menghasilkan benih sendiri, termasuk Bengkulu.
“Sebelumnya, banyak benih yang diambil dari luar daerah, seperti dari Langkung dan Jawa Barat. Namun, dalam program Presiden saat ini, kita dituntut untuk menghasilkan benih sendiri agar lebih mandiri dalam ketahanan pangan,” ujarnya.
Destita juga mengungkapkan bahwa kini Bengkulu memiliki CV Desita sebagai salah satu penyedia benih yang telah terdaftar dalam e-katalog pemerintah. Program ini memungkinkan petani lokal untuk menangkarkan benih, yang nantinya akan dibeli oleh pemerintah dan didistribusikan kembali kepada petani.
“Kami sedang mencari kelompok tani yang ingin bekerja sama dalam produksi benih. Nantinya, benih ini akan dibeli pemerintah melalui e-katalog, sehingga petani mendapat kepastian pasar,” jelasnya.
Selain itu, Destita mengungkapkan bahwa permintaan benih dari pemerintah sangat tinggi, mencapai ribuan ton untuk luas lahan yang cukup besar. Oleh karena itu, CV Desita juga menggandeng PT Sang Hyang Sri, yang memiliki pengalaman dalam produksi benih, untuk membantu dalam proses ini.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung berbagai program lain yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, termasuk dapur umum untuk ketahanan pangan, bantuan pendidikan seperti PIP dan KIP, serta kebijakan kesehatan dan pariwisata. Namun, Destita mengakui bahwa dengan adanya perubahan pemerintahan, beberapa program masih dalam tahap evaluasi dan penyesuaian.
“Kami akan terus memperjuangkan agar anggaran yang dikurangi tidak terlalu signifikan, sehingga program-program yang bermanfaat bagi masyarakat tetap berjalan,” tutupnya.
Acara serap aspirasi ini diakhiri dengan sesi diskusi, di mana masyarakat menyampaikan berbagai pertanyaan dan masukan terkait sektor pertanian dan kesejahteraan umum.
Salah satu kelompok Tani Serasan yang tergabung dalam KTNA Kota Bengkulu, Muhammad Ramadhan menyampaikan agar aspirasi masyarakat direalisasikan. Ia meminta ketegasan pemerintah untuk menindaklanjuti usulan yang disampaikan dalam berbagai kesempatan.
Ketua KTNA Kota Bengkulu, Usman Yasin menambahkan beberapa usulan yang menurutnya mendesak adalah soal keinginan memiliki hilirisasi industri pertanian seperti penggilingan sendiri dan pengolahan gabah. Adanya usulan pembangunan infrastruktur sarana pertanian termasuk penyuluhan sumberdaya pertanian berkelanjutan agar regenerasi petani tidak terhenti juga hal yang perlu disiapkan.
“Apalagi dengan adanya rencana program 8000 hektar cetak sawah, oleh Gubernur Bengkulu terpilih, Helmi Hasan. Mudah-mudahan wakil rakyat di senayan, pemerintah daerah bisa kolaborasi membangun sistem pertanian di Bengkulu,” harap Ketua KTNA.