Jakarta – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta Puji Hartoyo menghadiri acara Halal Bihalal Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) yang digelar di Gedung Nusantara VI, MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu (27/4).

Acara ini turut dihadiri pula tokoh-tokoh tegal lainnya di Jabodetabek antara lain Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Silmy Karim, Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro. Hadir pula Walikota Tegal, Bupati Tegal, dan Wakil Walikota Brebes dan tokoh lainnya serta ratusan warga Tegal perantauan di Jabodetabek.

Dalam sambutannya, Ketua Harian IKBT-BA, Edy Budiyarso, S.H., M.H., menyoroti pentingnya kekuatan komunitas perantau dalam membangun daerah asal.

“Saya melihat dari pengalaman sebagai jurnalis keliling dunia, negara seperti China bisa menjadi kuat karena komunitas perantaunya solid dan tetap terikat dengan leluhur mereka,” kata Edy.

Ia mengajak warga Tegal untuk meneladani semangat tersebut. Menurutnya, kekuatan diaspora Tegal bisa menjadi motor penggerak kemajuan daerah, sebagaimana satu sosok Habibie dahulu mampu menggetarkan Asia.

“Kita bisa belajar, bahwa sukses komunitas di perantauan akan berdampak besar terhadap kemajuan daerahnya,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengapresiasi dan memberikan penghargaan besar terhadap kontribusi masyarakat Tegal dalam kehidupan sehari-hari warga Jakarta.

“Bayangkan Jakarta tanpa warteg, makan apa? Gara-gara ada warteg, orang Jakarta bisa makan enak, murah, dan kenyang. Itu semua berkat orang Tegal,” kata Muzani di hadapan ratusan peserta halal bihalal yang hadir dari berbagai daerah seperti Tegal, Brebes, Pemalang, Slawi, hingga Klaten.

Menurutnya, warteg bukan sekadar tempat makan, tetapi simbol kontribusi nyata wong Tegal terhadap kesejahteraan warga Jakarta.

“Karena adanya warteg, orang Jakarta perutnya kenyang, badannya sehat, pikirannya waras,” tambahnya sambil disambut tepuk tangan meriah.

Politikus Gerindra ini juga menyoroti perkembangan warteg yang semakin modern.

Muzani yang juga berasal dari Tegal mengajak masyarakat Tegal untuk kembali menghidupkan semangat industri kreatif seperti masa kejayaannya di tahun 80-90an.

Dulu, kata Muzani, Tegal disebut sebagai Jepang-nya Indonesia karena kemampuannya dalam teknologi dan produksi. Namun, saat ini Muzani mengajak warga Tegal untuk menjadikan Tegal sebagai ‘Cina-nya Indonesia’ dalam hal inovasi dan ketekunan.

Muzani menekankan pentingnya menguatkan sektor UMKM di Tegal. Dengan karakter masyarakat Tegal yang terkenal telaten, ulet, dan mandiri, UMKM diyakini dapat menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Dalam kesempatan itu, Muzani juga menyoroti kuliner khas Tegal sebagai potensi besar yang harus dikuatkan, yaitu: sate Tegal, teh poci, dan tahu aci.

“Sate Tegal itu ikon. Orang dari Jakarta ke Solo atau ke daerah lain, mampir ke Kalimati hanya untuk makan sate. Belum sah makan sate kalau belum makan sate Tegal,” katanya.

Muzani juga mendorong agar sate Tegal, teh poci, dan tahu aci dijadikan identitas kuliner Kabupaten dan Kota Tegal, Brebes, dan sekitarnya.

Menutup sambutannya, Muzani berharap IKBT-BA dapat terus menjadi pelindung dan pembina bagi para pengusaha warteg di Jakarta.

“Semoga wong Tegal tambah rukun, tambah sehat, tambah kuat, tambah pintar, dan tentu saja tambah tebal dompetnya,” ujarnya

Acara Halal Bihalal ini diwarnai dengan suasana hangat, penuh rasa kekeluargaan, dan semangat optimisme untuk membawa nama Tegal lebih harum di kancah nasional bahkan internasional.[]